Perhitungan Omset Usaha Kuliner

 

Setelah menentukan menu makanan usaha kuliner anda, berarti kini anda harus bisa mencapai tujuan untuk memaksimalkan omset, dengan mengoptimalkan harga menu.

Terdapat 3 metode dalam pemberian HARGA MENU yang optimal:

  1. Harga Berbasis Biaya
  2. Harga Berbasis Kompetisi
  3. Harga Berbasis Nilai

Mari kita mulai dari metode pertama, yaitu HARGA BERBASIS BIAYA.

HARGA BERBASIS BIAYA ini adalah pemberian harga kepada suatu menu berdasarkan harga pokok penjualan (HPP). Jika kita membutuhkan HPP sebesar Rp 10.000 untuk memasak 1 porsi bakmi, maka HARGA yang optimal untuk menu tersebut mungkin adalah Rp 30.000/porsi. Dengan begini, kita akan meraup keuntungan sebesar Rp 20.000/porsi bakmi. Metode HARGA BERBASIS BIAYA ini harus berdasarkan riset pasar akan keberadaan menu yang mirip dan juga berdasarkan riset produk yang baik, sehingga kita tidak salah hitung dalam mengambil keuntungan, dan juga tidak kehilangan pelanggan karena harga yang terlalu mahal.

Berikutnya adalah metode pemberian HARGA BERBASIS KOMPETISI.

HARGA BERBASIS KOMPETISI adalah pemberian harga kepada suatu menu berdasarkan riset pasar terhadap produk yang sudah ada. Contoh yang mudah adalah kita menjual kopi bergula aren dengan harga Rp 18.000/porsi karena kompetitor yang sudah ada telah menjual dengan harga tersebut. Metode ini cukup memudahkan kita untuk menentukan harga, tapi ini akan berpotensi untuk menyebabkan terjadinya perang harga yang tidak ada habisnya. Kita juga perlu memperhatikan harga dan biaya pembelian kita dan memastikan agar seimbang serta menghasilkan keuntungan dari harga kompetitor tersebut.

Metode yang berikutnya sedikit lebih sulit dilakukan, tapi tentu saja bisa mendatangkan keuntungan yang lebih berarti.

Metode yang saya ingin bicarakan berikutnya adalah HARGA BERBASIS NILAI.

Merujuk kepada kata nilai, semua customer ingin agar apa yang dibelinya itu bernilai. Untuk perihal nilai menu makanan, bisa termasuk dari sejarah, rasa, visual, tampilan, dan sebagainya.

Kita harus bisa mengerti dengan baik terlebih dahulu mengenai detil menu makanan yang akan kita jual. Merujuk pada postingan sebelumnya, untuk elemen menu yang baik (RASA, VISUAL, NILAI), kita akan bisa memaksimalkan HARGA PENJUALAN dan OMSET.

Contoh dari Harga Berbasis Nilai adalah harga jual tas fashion yang bermerk (contoh: Chanel) yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan harga tas fashion lainnya. Hal ini terjadi karena Chanel berhasil mengkomunikasikan citarasa, kualitas, dan juga orang-orang terkenal yang selama ini menggunakan dan menghargai produk dari Chanel dari beberapa dekade lalu. Alhasil, produk dari Chanel dapat menikmati keuntungan yang luar biasa, dikarenakan konsumen menempatkan NILAI TINGGI akan merk Chanel.

Intip Juga :

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150807160356-277-70744/chanel-produk-super-mahal-berumur-lebih-dari-satu-abad

https://www.hipwee.com/feature/5-alasan-kenapa-tas-mewah-harganya-selangit-bahkan-kini-dipakai-buat-penggelapan-dana-korupsi/

Contoh lain misalnya, kita harus memastikan bahwa RASA sesuai dengan apa yang ingin disajikan, berdasarkan standar market yang sudah ditentukan. Untuk standar market mie goreng, misalnya, kita harus yakin bahwa bisa bersaing dengan Indomie agar bisa menggaet market yang sudah ada. Tentu saja akan ada elemen kejutan dimana orang ingin mencoba makanan kita selain dari Indomie yang sudah membosankan. Tapi Indomie sangat konsisten dalam penyajian dan elemen kejutan tidak akan bertahan terlalu lama. Untuk itu, kita harus bisa menciptakan menu yang enak dan konsisten secara RASA untuk memaksimalkan penjualan.

VISUAL juga berguna untuk meningkatkan nilai jual dari suatu menu.

VISUAL ini bisa kita perhatikan dari beberapa hal, seperti:

  1. Kerapian cara dan alat penyajian makanan
  2. Kerapian penyaji makanan (karyawan)
  3. Bentuk makanan yang disajikan

Contoh yang mudah adalah penyajian Pizza yang berbeda akan menyebabkan perbedaan harga sebesar 200% atau lebih! (Kita ambil contoh Pizza Hut, suatu merk Pizza yang sudah eksis di Indonesia selama 35 tahun lebih). Pizza Hut akan bisa dengan lebih mudah menjual pizza dengan harga lebih mahal dikarenakan VISUAL yang baik (karyawan rapi, alat penyajian cantik, dan bentuk makanan yang dibentuk dengan baik).

Secara NILAI, kita harus dengan pintar menjual ‘Cerita’ dari menu kita, yang dimana jika sesuai dengan tema, sejarah, atau trend yang sedang berlaku, akan menjadi nilai tambah bagi customer dan mereka akan lebih mau membeli makanan dengan harga lebih.

Setelah mempertimbangkan semuanya diatas, kita akan dapat memberikan HARGA yang tepat untuk menu-menu kita, yang dimana akan memaksimalkan OMSET dan mensukseskan usaha kulinermu!

Gunakan tabel berikut untuk melakukan penilaian mengenai menu-menu yang ingin kamu sajikan!

NAMA MENU: INDOMIE TELUR KORNET

Setelah mempertimbangkan semuanya diatas, kita akan dapat memberikan HARGA yang tepat untuk menu-menu kita, yang dimana akan memaksimalkan OMSET dan mensukseskan usaha kulinermu!